Senin, 24 November 2008

Membaca cerpen

PENCURI KETIDURAN

Namaku Maya, umurku 15 tahun. Aku mempunyai dua adik. Pita duduk di kelas IV SD. Bayu si bungsu, baru masuk playgroup tahun ini.
Minggu ini, pembantu kami pulang kampung. Padahal Jumat ini pula, papa akan pergi ke luar kota. Mama juga ikut untuk menyiapkan keperluan papa di sana. Aku dan Pita tidak bisa ikut karena besoknya ada ulangan. Bayu tidak diajak, karena mama takut Bayu terlalu lelah diperjalanan yang jauh. Papa Mama hanya pulang pergi dengan mobil.
Aku mendapat kepercayaan dari Papa Mama menjaga adik-adikku. Apalagi perginya hanya sehari semalam.
”Maya, mama titip adikmu, iya. Semua tugas untukmu sudah mama catat dan ditempel di kulkas,” ujar Mama ketika akan berangkat.
”Beres, Ma. Semua tugas akan Maya kerjakan. Papa dan Mama tenang saja adik-adik aman kok dalam pengawasan Maya,” Kataku dengan senyuman manis, sedikit membusungkan dan menepuk dada.
Papa dan Mama akhirnya berangkat. Aku masuk kedalam rumah sambil mengajak adik-adik untuk tidur siang.
Jam 4 sore kami bangun. Sesudah ku mandi dan memandikan Bayu, aku mulai membuka buku untuk persiapan ulangan besok. Bayu sibuk bermain mobil RC sendiri. Menjelang maghrib aku menyuruh Pita mengunci pintu pager besi. Aku menyiapkan makan malam, ayam goreng tepung siap saji dan mi goreng. Menu praktis faforit kami bertiga.
Setelah makan bersama, kami meneruskan belajar lagi. Begitu jam menunjukkan tepat 10 malam, Bayu sudah tertidur pulas di kamar. Iseng-iseng, aku menyibak gorden untuk melihat pagar besi di depan rumah kami. Alangkah kagetnya aku begitu melihat pintu pagar itu belum terkunci. Pintu juga terbuka sedikit.
”Pita, tadi kamu sudah mengunci pagar, kan?” Tanyaku cemas, sambil terus memperhatikan pintu pagar tersebut.
Pita mendekat, berdiri di sampingku untuk ikut melihat.
”Sudah,kak! Pita malah sempat mendorong gemboknya berkali-kali untuk memastikan kalau pintu pagar telah terkunci dengan benar,” Jawab Pita mulai takut.
”Ya,sudah! Ayo kita kunci bersama lagi, biar lebih yakin,” Kataku. Kami berdua lalu keluar, dan mengunci pintu pagar sekali lagi.
Aku lalu menyuruh Pita segera tidur, karena besok dia harus ulangan. Pita menurut. Tak lama kemudian, iapun sudah tertidur lelap disamping Bayu. Sebelum tidur, aku sekali lagi memeriksa pintu dan jendela rumah. Setelah memasang obat nyamuk, aku berbaring di sisi kedua adikku. Akan tetapi, malam itu nyamuk cukup banyak, walau sudah ada obat nyamuk.
Aku segera berdiri untuk mencari obat nyamuk bakar. Setelah membakarnya, obat nyamuk hendak ku letakkan di bawah tempat tidur. Ketika menyibak seprei tempat tidur... betapa terkejutnya aku! Tampak seseorang sedang tidur di bawah kolong tempat tidur kami. segera kututup mulutku agar tidak mengeluarkan suara yang dapat membangunkan pencuri itu.
Perlahan, kututup kembali seprei. Aku lalu berjalan keluar kamar. Begitu sampai di depan rumah, aku segera berlari sekencang mungkin mendatangi pos kamling terdekat. Di sana masih banyak anak muda dan petugas ronda sedang asik bermain gitar.
Aku tiba di situ dengan nafas ngos-ngosan.
”Ada apa Maya?” Tanya petugas ronda yang juga tetanggaku. Mereka semua menghentikan kegiatan mereka. Segera ku ceritakan dengan singkat kejadian di rumahku.
Tanpa komando, segera mereka berbondong-bondong mendatangi rumah kami. Syukurlah, pencuri itu belum bangun juga. Dengan mudah para pemuda dan petugas ronda menangkapnya.
Pak ketua RT datang bersama mobil polisi dan membawanya pergi. Begitu rumah kembali tenang, ada beberapa pemuda dan petugas yang berjaga atas perintah pak RT. Kami pun dapat tidur dengan nyenyak. Sebelu berangkat ke sekolah, Mama Papa sudah tiba di rumah. Mereka sangat terkejut meluhat para pemuda yang berjaga di depan rumah. Dengan cepat, kuceritakan kejadian tadi malam. ”Maya, kamu memang anak Papa yang pemberani. Papa bangga padamu, nak!” Puji Papa.
Mama memeluk erat kami bertiga. Pada malam harinya Papa mengajak kami bertiga makan malam bersama untuk merayakan keberanian ku.


CERPEN


Arti: suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang. Cerita ini dapat dimengerti oleh pembaca hanya dalam sekali baca dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membacanya.
Cerpen terdiri dari unsur instrinsik (tokoh dan penokohan) dan unsur ekstrinsik

Cerpen berbeda dengan dengan novel, novel tidak dapat dibaca dengan waktu singkan, sedangkan cerpen dapat dibaca dalam waktu singkat

Isi Cerpen:

- Tema
- Judul
- Alur cerita
- Tokoh dan penokohan
- Latar tempat, waktu, sosial dan budaya
- Pesan moral/pesan pengarang

Cara Membaca Cerpen yang Benar:

- Cerpen sebaiknya dibaca dengan suara, lafal dan intonasi yang jelas
- Mimik dan ekspresi yang sesuai dengan isi cerpen
- Kesesuaian alur cerita yang tepat
- Menggunakan alat peraga agar pendengar lebih mengerti isi cerpen tersebut

Dengan cara tersebut, maka pembaca dapat mengerti makna dan pesan yang terkandung dan dalam cerpen tersebut

Tidak ada komentar: